PROGRAM UNGGULAN DAN FAVORIT
CR: BACK TO NATURE, BACK TO COMMUNITY, BACK TO LEARN
Community Research (CR) merupakan strategi konsep pembelajaran di luar sekolah kepada para siswa sebagai rangkaian proses learn to think, learn to do, learn how to solve the problem, dan how to live together,
sehingga peserta didik/siswa dapat belajar menghadapai kenyataan untuk
bisa berdiri sendiri dan berinteraksi dengan masyarakat lingkungan
sosialnya.
Community
Research secara etimologi diambil dari bahasa Inggris, Community adalah
perkumpulan, kelompok dst...., sedang Research merupakan penelitian,
jadi Community Research merupakan sebuah program penelitian masyarakat.
Community
Research (CR) SMA Avicenna Cinere adalah kelanjutan dari Trip Observasi
(TO) SMA Labschool Cinere. Hingga tidak sah kiranya kalau membicarakan
CR kita tidak mengetahui apa itu TO.
A. Apa itu Trip Observasi
Trip Observasi (atau yang lazim disebut TO) berasal dari kata “Trip“ dan “Observasi“. Kata Trip menurut
asal katanya bermakna perjalanan, yang menunjukkan bahwa TO adalah
suatu kegiatan yang dilakukan di luar sekolah dalam bentuk perjalanan ke
suatu daerah yang telah ditetapkan. Observasi yang berarti pengamatan adalah menunjuk pada bentuk kegiatan yang dilakukan selama melakukan Trip.
Pada
awalnya yang menjadi sasaran observasi/pengamatan adalah kehidupan
masyarakat di lokasi TO oleh Siswa yang menjadi peserta TO. Subjek
yang melakukan observasi baru terbatas pada Siswa peserta Trip. Namun
dalam perkembangannya kemudian, Subjek dan Sasaran Observasi
diperluas menjadi 4 (empat) sasaran sebagai berikut :
NO
|
SUBJEK
| SASARAN OBSERVASI |
1
|
Siswa
|
Kondisi alam, sosial dan budaya masyarakat.
|
2
|
Guru
|
Perilaku dan kepribadian siswa peserta TO.
|
3
|
Pimpinan Sekolah
| Perilaku dan kepribadian siswa peserta TO serta Komitmen dan Tanggungjawab guru. |
4
|
Orangtua Siswa
| Perilaku dan kepribadian Siswa setelah mengikuti TO. |
B. Sejarah Singkat Trip Observasi
Dalam
sejarah Sekolah Laboratorium Kependidikan (Laboratory School) yang
berada dalam binaan Universitas Negeri Jakarta (dulu IKIP Jakarta),
kegiatan Trip Observasi (TO) yang dilaksanakan setiap tahun merupakan
mata rantai dari TO yang sudah berlangsung selama lebih dari 3 dasa
warsa.
Sejarah
Trip Observasi dimulai tahun 1972, ketika Sekolah Teladan (Labschool
Jakarta) mengadakan kegiatan Trip Observasi (TO) pertama di Parakan
Salak-Sukabumi, setelah satu tahun sebelumnya SMA Labschool menjadi
peserta tamu dari Trip Observasi yang diselenggarakan oleh SMA Satria
Jakarta. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap penyelenggaraan TO pertama,
maka direkomendasikan agar kegiatan ini dapat ditradisikan menjadi
salah satu kegiatan unggulan SMA Labschool. Sejak itu secara rutin
setiap tahunnya SMA Labschool Jakarta menyelenggarakan kegiatan Trip
Observasi.
Kegiatan
inipun kemudian diadopsi oleh SMA Labschool Kebayoran dan Cinere. Untuk
SMA Labschool Jakarta kegiatan TO ini sudah dilakukan sebanyak 39 kali
sejak tahun 1972 – 2010. Di Labschool Kebayoran sudah dilakukan sebanyak
10 kali sejak tahun 2000 – 2010. Sedangkan di Cinere sudah dilaksanakan
sebanyak 5 kali sejak tahun 2003 – 2007. kemudian dilanjutkan oleh SMA
Avicenna Cinere dengan perubahan nama Community Research (CR) sebanyak 3
kali dari tahun 2008 – 2010.
C. Lokasi Trip Observasi
Lokasi tempat diselenggarakannya TO setiap tahunnya berpindah-pindah. Penetapan lokasi TO paling tidak didasarkan atas 4 (empat) pertimbangan.
Pertama: secara Geografis tipologi daerah lokasi TO mencerminkan suasana pedesaan yang masih bersahaja.
Kedua:
secara Sosiologis-Antropologis kondisi masyarakatnya mampu mendukung
upaya sosialisasi, dan memberi peluang terjadinya kontak budaya antar
peserta dan masyarakat.
Ketiga:
secara Psikologis, warga masyarakatnya mau menerima Siswa peserta TO
sebagai “anak angkat” dan melakukan aktifitas di desa sesuai dengan
acara yang telah diprogramkan.
Keempat:
Tersedianya berbagai sarana dan prasarana yang memungkinkan dan memadai
untuk pelaksanaan kegiatan, seperti jalan desa yang dapat terjangkau
oleh kendaraan; jumlah rumah untuk tempat tinggal regu; ketersediaan air
untuk memasak maupun keperluan Mandi-Cuci-Kakus (MCK); lapangan yang
memadai untuk kegiatan upacara dan gelar seni-budaya, tempat ibadah,
serta medan yang cukup menantang dan indah untuk dinikmati dalam
kegiatan lintas alam/penjelajahan.
Sampai dengan tahun pelajaran 2003 – 2011 ini, lokasi yang pernah ditempati untuk kegiatan TO/CR berada
di 5 (empat) wilayah kabupaten, yaitu Bogor, Sukabumi, Bandung,
Sumedang dan Subang. Berikut ini adalah data lokasi daerah tempat
pelaksanaan Trip Observasi SMA Labschool dan Community Research SMA
Avicenna Cinere :
TO
|
TAHUN
|
KETUA
|
LOKASI
|
1
|
2003
|
Pihak Labsky
|
Desa Parakan Ceuri, Kabupaten Sukabumi.
|
2
|
2004
|
Acep Musliman
|
Desa Cijagung, Kabupaten Sukabumi.
|
3
|
2005
|
Syahriad Ramli
|
Desa Cibolang, Kabupaten Bandung.
|
4
|
2006
|
Kusmayadi Kurniawan
|
Desa Cibolang, Kabupaten Bandung.
|
5
|
2007
|
Trio Yuli Widodo
|
Desa Cadasri, Kabupaten Sumedang.
|
CR
|
TAHUN
|
KETUA
|
LOKASI
|
1
|
2008
|
Abdul Rojak
|
Desa Cibolang, Kabupaten Bandung.
|
2
|
2009
|
Dedi Supandi
|
Desa Pangradin 2, Kabupaten Bogor.
|
3
|
2010
|
Decky Zulkarnain
|
Desa Gunung Bunder 2, Kabupaten Bogor.
|
4
|
2011
|
Darmawati
|
Desa Cijalu, Kabupaten Subang
|
Tujuan Trip Observasi diarahkan kepada upaya pembinaan dan pengembangan kecakapan hidup (life skill) pada diri siswa yang meliputi kecakapan personal, kecakapan sosial, kecakapan akademik, dan kecakapan vokasional. Adapun Nilai-nilai yang diharapkan akan berkembang melalui Trip Observasi ini adalah :
- Meningkatnya kadar keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa serta terbinanya akhlak yang mulia dan budi pekerti yang luhur .
- Kemampuan menghayati kehidupan masyarakat pedesaan dan tumbuh-kembangnya rasa kepedulian sosial kepada sesama warga bangsa atas dasar semangat kebersamaan.
- Meningkatnya rasa kekeluargaan antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, maupun dengan masyarakat.
- Berkembangnya daya kreatifitas dan sikap ilmiah serta terampil dalam melakukan Observasi/pengamatan, baik terhadap lingkungan alam maupun lingkungan sosial.
- Menumbuh kembangkan jiwa kepemimpinan, kemandirian, kedisiplinan, ketahanan fisik dan mental serta kebugaran jasmani maupun rohani.
Untuk mencapai tujuan tersebut diatas, maka ada beberapa kegiatan yang dikembangkan dalam Trip Observasi, yaitu :
- Sosialisasi
- Pembinaan Kerohanian
- Pengenalan Kehidupan Desa (PKD)
- Penelitian Ilmiah (PDP)
- Kreasi budaya (pentas seni)
- Pengenalan Alam (Penjelajahan)
- Pengabdian Masyarakat dan Bakti Sosial
Kegiatan
Trip Observasi dikelola oleh suatu kepanitiaan yang dibentuk oleh
Kepala Sekolah dengan menggacu kepada Buku Panduan Kegiatan yang telah
disusun oleh panitia kegiatan. Unsur kepanitian dapat terdiri dari unsur
guru, karyawan, pengurus OSIS, pengurus MPK, pengurus POMG-WOTK,
maupun pihak-pihak lain sesuai dengan keperluan kegiatan pada tahun
tersebut.
Dalam
pelaksanaannya, Siswa peserta Trip Observasi dikelompokkan dalam
regu-regu. Setiap regu terdiri atas maksimal 10 siswa yang disusun
secara proporsional atas dasar asal kelas, jenis kelamin, agama, maupun
pertimbangan-pertimbangan lain yang diperlukan. Setiap regu didampingi
oleh satu orang Guru Pembimbing dan satu atau dua Kakak Pendamping dari
pengurus OSIS. Regu-regu ini tinggal di rumah-rumah penduduk desa, dan
menyatu bersama dengan pemilik rumah yang diposisikan sebagai Orangtua
Angkatnya beserta keluarganya.
Selain
melakukan aktifitas kegiatan TO sebagaimana telah dijadwalkan oleh
Panitia dalam buku panduan TO, maka peserta TO sebagai anak asuh
ditargetkan untuk memperoleh pengalaman mengurus rumah tangga
orangtuanya dalam banyak hal seperti memasak dan mengurus 6 K (kebersihan, keindahan ketertiban, keamanan, kerindangan dan kekeluargaan)
dari rumah dan keluarga yang ditempati. Untuk lebih menghayati pola
kehidupan masyarakat desa, maka ada satu hari dimana siswa peserta TO
akan mengikuti Orangtua angkatnya melakukan aktifitas kehidupannya
sehari-hari (misalnya berkebun, pergi ke sawah, ataupun beternak) sesuai
dengan profesi yang digeluti oleh orangtua asuh.
Bagus buat siswa memahami kehidupan desa membuat siswa menjadi lebih dekat dengan realitas kehidupan...siapa tahu mereka menjadi orang besar...dan mau membangun desa. iya ga? BRAVO CR BRAVO AVICENNA
BalasHapus